MACAM MACAM RUMAH ADAT DI INDONESIA
PENDIDIKAN KEWARGA NEGARAAN
MACAM MACAM RUMAH DAERAH DI INDONESIA
DI SUSUN OLEH :
NAMA:RUSTANDI
KELAS :2IB02
NPM :18416447
NPM :18416447
UNIVERSITAS GUNADARMA
TEKNIK ELEKTRO
2018
33.Provinsi Papua – Rumah Adat Honai
1.
Rumah Adat Provinsi Nanggro Aceh Darussalam | Rumah Krong Bade
Rumah adat krong bade
merupakan rumah adat provinsi Aceh. Rumah ini juga dikenal dengan sebutan rumoh
aceh.
Ciri khas rumah krong
bade adalah mempunyai tangga didepan rumah yang digunakan sebagai jalan masuk
kedalam rumah. Pada umumnya rumah ini mempunyai jumlah anak tangga yang ganjil.
2. Rumah Adat Provinsi
Sumatera Utara | Rumah Bolon
Rumah Adat Sumatera
Utara Rumah Bolon
pecintawisata.wordpress.com
Rumah adat bolon
merupakan rumah adat provinsi Sumatera Utara. Rumah bolon terbagi menjadi
beberapa jenis, antara lain rumah Bolon Simalungun, rumah Bolon Toba, rumah
Bolon Karo, rumah Bolon Mandailing, rumah Bolon Angkola dan rumah Bolon Pakpak.
Ciri khas rumah bolon
adalah bentuknya panggung yang terdiri dari beberapa tiang bergaris tengah yang
menjadi penyanggahnya. Dinding rumah bolon dihiasi dengan ornamen khas
Simalungun yang berwarna merah, putih, dan hitam. Ornamen ini menggambarkan
pendangan kosmologis dan filosofi budaya suku Batak.
3. Rumah Adat Provinsi
Sumatera Barat | Rumah Gadang
Rumah Adat Sumatera
Barat Rumah Gadang
yasminmochtar.wordpress.com
Rumah adat gadang
merupakan rumah adat yang berasal dari provinsi Sumatera Barat. Nama lain dari
rumah adat gadang adalah rumah bagonjong, rumah baanjuang, dan rumah godang.
Ciri khas rumah gadang
adalah mempunyai keunikan dalam bentuk arsitekturnya dengan atap yang
menyerupai tanduk kerbau yang terbuat dari bahan ijuk.
4. Rumah Adat Provinsi
Riau | Rumah Melayu Selaso
Rumah Adat Riau Rumah
Selaso Jatuh Kembar
graphicdesignpictures.com
Rumah adat melayu
selaso merupakan rumah adat yang berasa dari provinsi Riau.
Ciri khas rumah adat
ini adalah memiliki kolong atau yang biasa kita sebut dengan rumah panggung.
Terdiri dari beberapa tiang dengan bentuk bangunan persegi panjang. Selain itu
rumah adat selaso jatuh kembar mempunyai ukiran melayu seperti lebah bergayut,
selembayung, pucuk rebung dan lain-lain.
Selaso jatuh kembar
sendiri mempunyai makna rumah yang memiliki dua selaso yang artinya lantai
rumah lebih rendah dari pada ruang tengah.
5.Provinsi Kepulauan Riau – Rumah Adat Selaso Jatuh
Kembar
Rumah Selaso Jatuh Kembar merupakan bangunan seperti
rumah adat tapi fungsinya bukan untuk tempat tinggal melainkan untuk musyawarah
atau rapat secara adat. Rumah Selaso Jatuh Kembar sering disebut juga dengan
nama Balai salaso jatuh oleh warga melayu Riau.
Sesuai dengan fungsinya bangunan ini mempunyai
macam-macam nama antara lain Balairung Sari, Balai Pengobatan, Balai Kerapatan
dan lain-lain.
Bangunan adat ini hanya tinggal beberapa rumah saja
karena didesa-desa sekarang bila ingin melakukan musyawarah dilakukan di rumah
Penghulu, sedangkan yang menyangkut keagamaan dilakukan di masjid.
Ruangan rumah ini terdiri dari ruangan besar untuk
tempat tidur. ruangan bersila, anjungan dan dapur. Rumah adat ini dilengkapi
pula dengan Balai Adat yang dipergunakan untuk pertemuan dan musyawarah adat.
Rumah Panjang adalah salah satu rumah adat dari
daerah Kalimantan Barat.Rumah Panjang adalah ciri khas dari masyarakat Dayak
yang tinggal di daerah Kalimantan Barat. Hal ini dikarenakan rumah panjang
adalah gambaran sosial kehidupan masyarakat Dayak di Kalimantan Barat. Rumah
panjang juga merupakan pusat kehidupan dari masyarakat Dayak. Saat ini, rumah panjang
di Kalimantan Barat dapat dikatakan hampir punah karena jumlahnya yang
sedikit.Pada tahun 1960, pemerintah menghancurkan beberapa rumah panjang karena
dicurigai menganut paham komunis..[Rumah panjang di daerah Kalimantan Barat
identik dengan rumah panjang yang ada di Kalimantan Tengah.Hal ini dikarenakan
letak geografi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah yang sangat berdekatan.
Keduanya sama-sama dikenal dengan nama Rumah Betang.
Rumah Limas merupakan prototipe rumah tradisional
Sumatra Selatan. Selain ditandai dengan atapnya yang berbentuk limas, rumah
tradisional ini memiliki lantai bertingkat-tingkat yang disebut Bengkilas dan
hanya dipergunakan untuk kepentingan keluarga seperti hajatan. Para tamu
biasanya diterima diteras atau lantai kedua.
Asal usul rumah rakit, konon rumah-rumah rakit yang dibangun di
pinggir-pinggir Sungai Musi ini dulunya dihuni oleh warga keturunan Tionghoa.
Disebut sebagai rumah rakit, karena bentuk dan rupanya memang seperti rakit
yang lengkap. Dibangun diatas sungai karena dahulu sungai dianggap sebagai
sumber makanan mata pencaharian dan sumber air.Fungsinya rumah rakit tidak
hanya untuk membawa orang yang ada di atasnya ke suatu tempat (sebagai alat
transportasi) tapi juga digunakan sebagai rumah tinggal terapung.
Rumah Bubungan Lima adalah rumah adat dari provinsi
Bengkulu. Rumah ini memiliki model seperti rumah panggung yang ditopang oleh
beberapa tiang penopang.Rumah ini bukanlah rumah tinggal seperti pada
umumnya.Rumah ini biasanya dipakai untuk acara adat masyarakat Bengkulu. Rumah
ini terbagi atas tiga bagian yaitu rumah bagian atas, rumah bagian tengah, dan
rumah bagian bawah.Rumah Bubungan Lima memiliki materi dasar yaitu kayu.Kayu
yang dipilih pun bukan kayu sembarangan melainkan kayu yang kuat dan tahan
lama.Kayu yang biasanya digunakan untuk membangun Rumah Bubungan Lima adalah
Kayu Medang Kemuning.Rumah Bubungan Lima dibangun tinggi agar menghindari
pemilik rumah beserta keluarga dari serangan binatang liar dan juga dari
bencana alam seperti banjir.Karena tinggi Rumah Bubungan Lima ini, maka
orang-orang yang hendak masuk ke dalam rumah pun harus menggunakan
tangga.Tangga yang digunakan untuk masuk ke dalam rumah umumnya mempunyai
jumlah anak tangga yang ganjil sesuai dengan kepercaaan masyarakat Bengkulu.
Rumah Bubungan Lima ini merupakan salah satu Budaya Indonesia yang menjadi
objek wisata.
Rumah tradisional adat Lampung ini termaksud
kategori rumah panggung. Atapnya terbuat dari anyaman ilalang dan sebagian
besar bahnnya terbuat dari kayu. Bentuk rumah panggun ini untuk menghindari
serangan hewan dan lebih kokoh bila terjadi gempa bumi, karena masyarakat
lampung telah mengenal gempa dari zaman dahulu dan lampung terletak di
pertemuan lempeng Asia dan Australia.Terdapat ornamen yang khas pada bagian
sisi bangunan tertentu rumah sessat ini. Umumnya bentuk rumah sessat berbentuk
rumah besar. Namun saat ini bentuknya tidak terlalu besar. Di perkampungan
penduduk asli Lampung sebagian besar rumah adat ini dibangun tidak bertiang dan
berlantai di tanah dengan fungsi yang tetap sama.
Rumah kebaya merupakan sebuah nama rumah adat suku
Betawi Disebut dengan rumah kebaya dikarenakan bentuk atapnya yang menyerupai
pelana yang dilipat dan apabila dilihat dari samping maka lipatan-lipatan
tersebut terlihat seperti lipatan kebaya.
Rumah Kasepuhan Cirebon Keraton Kasepuhan didirikan
sekitar tahun 1529 oleh Pangeran Cakrabuana, putra Prabu Siliwangi dari
Kerajaan Padjajaran. Keraton ini merupakan perluasan dari Keraton Pakungwati,
yang merupakan keraton yang telah ada sebelumnya. Walaupun telah berusia tua,
kompleks bangunan tradisional ini masih terawat dengan baik.
Secara umum rumah adat Baduy merupakan rumah
panggung yang hampir secara keseluruhan rumah menggunakan bahan bambu. Rumah
adat baduy ini sendiri terkenal dengan kesederhanaan, dan dibangun berdasarkan
naluri manusia yang ingin mendapatkan perlindungan dan kenyamanan.
Joglo adalah rumah adat masyarakat Jawa.
Bagian-bagian joglo yaitu :
pendapa.
pringgitan.
dalem.
sentong.
gandok tengen.
gandok kiwo.
Bagian pendapa adalah bagian paling depan Joglo yang
mempunyai ruangan luas tanpa sekat-sekat, biasanya digunakan sebagai tempat
pertemuan untuk acara besar bagi penghuninya. Seperti acara pagelaran wayang
kulit, tari, gamelan dan yang lain. Pada waktu ada acara syukuran biasanya
sebagai tempat tamu besar. Pendopo biasanya terdapat soko guru, soko pengerek,
dan tumpang sari.
Bagian Pringgitan adalah bagian penghubung antara
pendopo dan rumah dalem. Bagian ini dengan pendopo biasanya di batasi dengan
seketsel dan dengan dalem dibatasi dengan gebyok. Fungsi bagian pringgitan
biasanya sebagai ruang tamu.
Bagian Dalem adalah bagian tempat bersantai
keluarga. Bagian ruangan yang bersifat lebih privasi.
Bangsal Kencono adalah rumah yang berbentuk
padepokan. Rumah ini memiliki halaman yang luasnya 14000m2. Di halaman tersebut
banyak terdapat sangkar burung dan tanaman yang menghiasi. Saat ana memasuki
bangsal Kencono, anda akan menemukan dua buat patung yang terkenal dengan
sebutan bupolo.
Patung tersebut menggenggam sebuah pemukul atau
biasa disebut gada.
Menurut Sumber Sejarah, Bangsal Kencono dibangun
oleh Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1756M. Dibangunnya padepokan ini dulu
ditujukan untuk acara keagamaan atau kesultanan. Tempat ini juga digunakan
dalam “Jumenengan” yaitu acara naik tahta seorang sultan.
Rumah adat joglo adalah salah satu rumah adat yang
dimiliki oleh daerah Jawa Timur. Rumah adat joglo di Jawa Timur banyak
ditemukan di daerah Ponorogo.
Kebanyakan rumah joglo yang terdapat di Ponorogo
adah rumah adat joglo yang memiliki dua ruangan yaitu :
Ruang depan (pendopo) yang difungsikana sebagai :
tempat menerima tamu
balai pertemuan (karena awalnya hanya dimiliki oleh
bangsawan dan kepala desa)
tempat untuk mengadakan upacara – upacara adat
Ruang belakang yang terdiri dari :
kamar – kamar
dapur (pawon)
Candi bentar adalah sebutan bagi bangunan gapura
berbentuk dua bangunan serupa dan sebangun tetapi merupakan simetri cermin yang
membatasi sisi kiri dan kanan pintu masuk. Candi bentar tidak memiliki atap
penghubung di bagian atas, sehingga kedua sisinya terpisah sempurna, dan hanya
terhubung di bagian bawah oleh anak tangga.
Rumah istana
Sumbawa atau Dalam Loka adalah rumah adat atau istana yang didirikan dan
dikembangkan oleh pemerintahan Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III di Pulau
Sumbawa, tepatnya di kota Sumbawa Besar.
Terdapat pengertian dari Dalam Loka itu sendiri, yaitu kata “Dalam” yang
memiliki arti istana atau rumah yang ada di dalam istana dan “Loka” yang
memiliki arti dunia atau juga tempat. Sehingga dapat disimpulkan pengertian
Dalam Loka merupakan istana atau tempat hunian raja. Namun, penggunaan rumah
adat Dalam Loka saat ini difungsikan untuk menyimpan benda atau artifak
bersejarah milik Kabupaten Sumbawa.
Dalam Loka disusun oleh bangunan kembar yang
disokong atau ditahan oleh 98 pilar kayu jati dan 1 pilar pendek (pilar guru)
yang dibuat dari pohon cabe. Jumlah dari seluruh tiang penyokong adalah 99
tiang yang mewakili 99 sifat Allah dalam Al-Qur’an (Asmaul Husna). Di Dalam
Loka ini terdapat ukiran-ukiran yang merupakan ukiran khas daerah Pulau Sumbawa
atau disebut lutuengal yang digunakan untuk ornamen pada kayu bangunannya.
Ukiran khas Pulau Sumbawa ini biasanya motif bunga dan juga motif daun-daunan.
19.Provinsi Nusa Tenggara Timur – Rumah Adat
Musalaki
Rumah Musalaki adalah rumah adat Nusa Tenggara
Timur, rumah ini tempat tinggal Lurah, Camat, atau pembesar lainnya. Rumah ini
berbentuk panggung, di bawahnya terdapat balai panjang tempat menerima tamu.
Tiang-tiangnya berdiri di atas batu besar sehingga tidak perlu ditanam di dalam
tanah. Atapnya terbuat dari jerami.
Istana Kesultanan Kadriah dari Pontianak, provinsi
Kalimantan Barat ini pada awalnya dibangun pada tahun 1771 dan selalu
senantiasa dibangun sambil direnovasi hingga resmi selesai pada tahun 1778.
Istana ini terletak tidak jauh dari Masjid Jami, masjid yang cukup menjadi icon
di Pontianak mungkin jaraknya tidak lebih dari 300 meter. Lokasinya dekat jalan
Tritura, yang merupakan pertemuan dari 3 sungai. Nama daerahnya kampung Beting,
Kelurahan Dalam Bugis, Pontianak Timur. Dari titik nol kota Pontianak jaraknya
sekitar 7 kilometer berjalan menuju arah timur dan harus menyeberang sungai
yang bisa dicapai lewat jembatan atau pun menggunakan perahu. Istana kesultanan
Kadriah ini memang bukan lokasi wisata yang sangat ramai hingga padat
dikunjungi wisatawan. Namun bukan berarti sepi, istana keraton ini meskipun
pengunjungnya tidak pernah ramai tetapi pengunjung selalu berdatangan dan tidak
pernah sepi.
Rumah betang adalah rumah adat khas Kalimantan yang
terdapat diberbagai penjuru Kalimantan dan dihuni oleh masyarakat Dayak
terutama di daerah hulu sungai yang biasanya menjadi pusat pemukiman suku
Dayak.
22.Provinsi Kalimantan Selatan – Rumah Adat Banjar
Bubungan Tinggi
Rumah Bubungan Tinggi adalah salah satu jenis rumah
Baanjung yaitu rumah tradisional suku Banjar (disebut rumah Banjar) di
Kalimantan Selatan dan bisa dibilang merupakan ikonnya Rumah Banjar karena
jenis rumah inilah yang paling terkenal karena menjadi maskot rumah adat khas
provinsi Kalimantan Selatan. Di dalam kompleks keraton Banjar dahulu kala
bangunan rumah Bubungan Tinggi merupakan pusat atau sentral dari keraton yang
menjadi istana kediaman raja (bahasa Jawa: kedhaton) yang disebut Dalam Sirap
(bahasa Jawa: ndalem) yang dahulu tepat di depan rumah tersebut dibangun sebuah
Balai Seba pada tahaun 1780 pada masa pemerintahan Panembahan Batuah.
23.Provinsi Kalimantan Timur – Rumah Adat Lamin
Rumah Lamin adalah rumah adat dari Kalimantan Timur.
Rumah Lamin adalah identitas masyarakat Dayak di Kalimantan Timur.Rumah Lamin
mempunyai panjang sekitar 300 meter, lebar 15 meter, dan tinggi kurang lebih 3
meter. Rumah Lamin juga dikenal sebagai rumah panggung yang panjang dari
sambung menyambung.Rumah ini dapat ditinggal oleh beberapa keluarga karena
ukuran rumah yang cukup besar.Salah satu rumah Lamin yang berada di Kalimantan
Timur bahkan dihuni oleh 12 sampai 30 kelurga.Rumah Lamin dapat menampung
kurang lebih 100 orang.Pada tahun 1967, rumah Lamin diresmikan oleh pemerintah
Indonesia.
24.Provinsi Sulawesi Utara – Rumah Adat Pewaris
Rumah ini merupakan rumah panggung yang dibangun di
atas tiang dan balok-balok yang di antaranya terdapat balok-balok yang tidak
boleh disambung.
Rumah Pewaris memiliki 2 buah tangga. Letaknya di
sisi kiri dan kanan bagian depan rumah. Eh, terdapat dua tangga. konon, kalau
ada roh jahat yang naik dari salah satu tangga, maka ia akan kembali turun di
tangga sebelahnya. Hihihi.. Dulunya, rumah adat Minahasa ini hanya terdiri dari satu ruangan saja.
Kalau pun harus dipisahkan, biasanya hanya dibentangkan tali rotan atau tali
ijuk saja, yang kemudian digantungkan tikar.Sekarang ini, Rumah Pewaris memiliki beberapa ruang. Misalnya, Setup
Emperan yang digunakan untuk menerima
tamu.
Tongkonan adalah rumah adat masyarakat Toraja.
Atapnya melengkung menyerupai perahu, terdiri atas susunan bambu (saat ini
sebagian tongkonan menggunakan atap seng). Di bagian depan terdapat deretan
tanduk kerbau. Bagian dalam ruangan dijadikan tempat tidur dan dapur. Tongkonan
digunakan juga sebagai tempat untuk menyimpan mayat. Tongkonan berasal dari
kata tongkon (artinya duduk bersama-sama). Tongkonan dibagi berdasarkan
tingkatan atau peran dalam masyarakat (stara sosial Masyarakat Toraja). Di
depan tongkonan terdapat lumbung padi, yang disebut ‘alang‘. Tiang-tiang
lumbung padi ini dibuat dari batang pohon palem (banga) saat ini sebagian sudah
dicor. Di bagian depan lumbung terdapat berbagai ukiran, antara lain bergambar
ayam dan matahari (disebut pa’bare’ allo), yang merupakan simbol untuk
menyelesaikan perkara.
Tambi merupakan rumah adat tradisional yang ada di
wilayah Lore. Arsitektur bangunannya memiliki keunikan tersendiri dimana
dinding rumah juga sekaligus berfungsi sebagai atap. Tambi mempunyai kelainan
dan keunikan tersendiri, karena kerangka bagian atas rumah (tiang bumbungan dan
kaso-kaso), hanya menumpang di atas balok bundar yang tersusun sebagai belandar
sekaligus berfungsi sebagai pondasi dan tiang.Pada prinsipnya, Rumah Adat Tambi
adalah rumah tempat tinggal raja, para bangsawan maupun rakyat biasa. Yang
membedakan rumah adat para bangsawan dengan rumah adat yang dihuni oleh
masyarakat biasa terletak pada bentuk bumbungan rumah. Bumbungan atap rumah
adat (Tambi) yang ditinggali oleh para bangsawan dipasangkan tanduk kerbau,
sedangkan rumah adat milik rakyat biasa tidak menggunakan tanduk kerbau di
bagian atas atapnya.
Rumah adat Buton atau Buton merupakan bangunan di
atas tiang, dan seluruhnya dari bahan kayu. Bangunannya terdiri dari empat
tingkat atau empat lantai. Ruang lantai pertama lebih luas dari lantai kedua.
Sedangkan lantai keempat lebih besar dari lantai ketiga, jadi makin ke atas
makin kecil atau sempit ruangannya, tapi di lantai keempat sedikit lebih
melebar. Seluruh bangunan tanpa memakai paku dalam pembuatannya, melainkan
memakai pasak atau paku kayu. Tiang-tiang depan terdiri dari 5 buah yang
berjajar ke belakang sampai delapan deret, hingga jumlah seluruhnya adalah 40
buah tiang. Tiang tengah menjulang ke atas dan merupakan tiang utama disebut
Tutumbu yang artinya tumbuh terus. Tiang-tiang ini terbuat dari kayu wala dan
semuanya bersegi empat. Untuk rumah rakyat biasa, tiangnya berbentuk bulat.
Biasanya tiang-tiang ini puncaknya terpotong. Dengan melihat jumlah tiang
sampingnya dapat diketahui siapa atau apa kedudukan si pemilik. Rumah adat yang
mempunyai tiang samping 4 buah berarti rumah tersebut terdiri dari 3 petak
merupakan rumah rakyat biasa. Rumah adat bertiang samping 6 buah akan mempunyai
5 petak atau ruangan, rumah ini biasanya dimiliki oleh pegawai Sultan atau
rumah anggota adat kesultanan Buton. Sedangkan rumah adat yang mempunyai tiang
samping 8 buah berarti rumah tersebut mempunyai 7 ruangan dan ini khusus untuk
rumah Sultan Buton.
Tongkonan berasal dari kata “tongkon” yang berarti
duduk. Rumah tongkonan sendiri difungsikan sebagai pusat pemerintahan (to ma’
parenta), kekuasaan, dan strata sosial pada elemen masyarakat toraja. Rumah
adat Tongkonan tidak bisa dimiliki secara pribadi/perorangan karena rumah ini
adalah warisan nenek moyang dari setiap anggota keluarga atau keturunan mereka.
Fungsi Tongkonan Rumah Tongkonan bukan hanya sekedar berfungsi sebagai rumah
adat. Dalam budaya mereka, masyarakat toraja menganggap rumah tongkonan sebagai
ibu, sedangkan alang sura (lumbung padi) adalah bapaknya. Deretan tongkonan dan
alang pun saling berhadapan karena dianggap sebagai pasangan suami istri. Alang
menghadap ke selatan, sedangkan tongkonan menghadap ke utara
Rumah adat Dulohupa dibangun berupa rumah panggung.
Hal ini dilakukan sebagai penggambaran dari badan manusia yaitu atap
menggambarkan kepala, badan rumah menggambarkan badan, dan pilar penyangga rumah menggambarkan kaki.
Selain itu bentuk rumah panggung juga dipilih untuk menghindari terjadinya
banjir yang kala itu sering terjadi.
Rumah Baileo adalah rumah adat Maluku dan Maluku
Utara, Indonesia.Rumah Baileo merupakan representasi kebudayaan Maluku dan
memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat.Rumah Baileo
adalah identitas setiap negeri di Maluku selain Masjid atau Gereja.Baileo
berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda suci, tempat upacara adat,
sekaligus sebagai balai warga.Ciri utama rumah Baileo adalah ukurannya besar,
dan memiliki bentuk yang berbeda jika dibandingkan dengan rumah-rumah lain di
sekitarnya.
31.Provinsi Maluku Utara – Rumah Adat Baileo
Rumah Baileo atau bila diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia artinya adalah balai. Pengambilan nama balai atau Baileo ini
disesuaikan karena rumah adat Baileo ini dibangun dan digunakan oleh penduduk
setempat sebagai tempat pertemuan dan bermusyawarah dengan dewan adat penduduk
setempat dan bukan sebagai hunian penduduk. Selain itu rumah adat Baileo ini
juga digunakan untuk menggelar acara adat dan sebagai tempat penyimpanan benda
antik dan keramat seperti benda pusaka dan senjata peninggalan leluhur.
32.Provinsi Papua Barat – Rumah Adat Honai
Rumah Honai terbuat dari kayu dengan atap berbentuk
kerucut yang terbuat dari jerami atau ilalang. Honai sengaja dibangun sempit
atau kecil dan tidak berjendela yang bertujuan untuk menahan hawa dingin
pegunungan Papua. Honai biasanya dibangun setinggi 2,5 meter dan pada bagian
tengah rumah disiapkan tempat untuk membuat api unggun untuk menghangatkan
diri. Rumah Honai terbagi dalam tiga tipe, yaitu untuk kaum laki-laki (disebut
Honai), wanita (disebut Ebei), dan kandang babi (disebut Wamai).
33.Provinsi Papua – Rumah Adat Honai
Rumah adat Papua tersebut bernama rumah Honai. Rumah
Honai sendiri sebutan bagi rumah para pria Papua dewasa yang berbentuk seperti
kerucut dan dibangun dari material yang murni 100% dari alam. Berdasarkan
fungsinya sendiri, rumah Honai dapat dibedakan menjadi 3, yaitu rumah bagi Pria
(yang disebut Honai), rumah bagi wanita (Ebei), dan rumah yang khusus digunakan
untuk kandang hewan atau babi (Wamai).
34. Kalimantan Utara – Rumah Adat Baloy
Rumah adat Kalimantan Utara adalah Rumah Baloy Mayo,
yaitu rumah adat atau umumnya disebut balai adat dari suku tidung, yaitu suku
asli yang menempati wilayah Kalimantan utara. Rumah adat Baloy Mayo ini
terdapat di kota Tarakan dan berada di kawasan wisata balai adat suku tidung.
Di dalam kawasan ini terdapat replika beberapa bangunan yang mewakili rumah
adat suku tidung dengan ukuran bangunan yang sedikit lebih kecil dari bangunan
originalnya
Komentar
Posting Komentar